SOICHIRO HONDA,
Pendiri Honda
Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu
diliputi kegagalan. Ia
sempat
jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia
terus bermimpi dan bermimpi...
Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya.
Pasti, mata Anda selalu terbentur pada Honda, baik berupa mobil
maupun motor.
Merk kendaran ini menyesaki padatnya lalu lintas,
sehingga layak dijuluki "raja jalanan".
Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri
"kerajaan" Honda - Soichiro
Honda diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang
gelar insinyur,
lebih-lebih Profesor seperti halnya B.J. Habibie,
mantan Presiden RI.
Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di
kelas, duduknya tidak
pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan
guru.
"Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak
bersedih, karena dunia saya
disekitar mesin, motor dan sepeda," tutur
tokoh ini, yang meninggal
pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo,
Tokyo, akibat
mengindap lever.
Kecintaannya kepada mesin, mungkin 'warisan' dari
ayahnya yang membuka
bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik
Shizuko, Jepang
Tengah,ctempat kelahiran Soichiro Honda. Di
bengkel, ayahnya memberi
cathut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga
sering bermain di
tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang
menjadi motor
penggeraknya.
Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini
dapat berdiam diri
berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda
sejauh 10 mil, hanya
ingin menyaksikan pesawat terbang.
Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia.
Ketika usianya 12 tahun,
Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal
dengan model rem kaki.
Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan
otomotif. Ia sadar
berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya
lemah, tidak tampan,
sehingga membuatnya rendah diri.
Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja
Hart Shokai Company.
Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara
kerjanya. Honda teliti
dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang
mencurigakan, setiap
oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam
tahun bekerja
disitu, menambah wawasannya tentang permesinan.
Akhirnya, pada usia 21
tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu kantor
cabang di Hamamatsu.
Tawaran ini tidak ditampiknya.
Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia
selalu menerima
reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya
pun cepat
memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan
kembali. Karena itu, jam
kerjanya larut malam, dan terkadang sampai subuh.
Otak jeniusnya tetap
kreatif.
Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu,
hingga tidak baik
meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk
menggantikan ruji-ruji itu
dengan logam. Hasilnya luarbiasa. Ruji-ruji
logamnya laku keras, dan
diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda
menandatangani patennya
yang pertama.
Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan
diri dari bosnya,
membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir,
spesialis apa yang
dipilih?
Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang
dihasilkan oleh
bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang,
karyanya itu ditolak oleh
Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar.
Ring buatannya tidak
lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya
terhadap
kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar
dari bengkel.
Kuliah Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit
cukup serius. Dua bulan
kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali
memimpin bengkelnya.
Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada
solusinya. Demi mencari
jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah
pengetahuannya tentang mesin.
Siang hari, setelah pulang kuliah - pagi hari, ia
langsung ke bengkel,
mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh.
Setelah dua tahun
menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena
jarang mengikuti
kuliah.
"Saya merasa sekarat, karena ketika lapar
tidak diberi makan,
melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang
hukum makanan dan
pengaruhnya,
" ujar Honda, yang gandrung balap mobil.
Kepada Rektornya,
ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah
Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru
dianggap penghinaan.
Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya
diterima. Pihak Toyota
memberikan kontrak, sehingga Honda berniat
mendirikan pabrik. Eh
malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap
perang, tidak
memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal
mengumpulkan modal dari
sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi
musibahdatang.
Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua
kali.
Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas
mengumpulkan
karyawannya. Mereka diperintahkan mengambil sisa
kaleng bensol yang
dibuang oleh kapal Amerika Serikat, digunakan
sebagai bahan mendirikan
pabrik. Tanpa diduga, gempa bumi meletus
menghancurkan pabriknya,
sehingga diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya
ke Toyota. Setelah
itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang
semuanya gagal.
Akhirnya, tahun 1947, setelah perang Jepang kekurangan
bensin. Di sini
kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai
Honda tidak dapat
menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi
keluarganya. Dalam keadaan
terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda.
Siapa sangka, "sepeda
motor" cikal bakal lahirnya mobil Honda - itu
diminati oleh para
tetangga.
Mereka berbondong-bondong memesan, sehingga Honda
kehabisan stok.
Disinilah, Honda kembali mendirikan pabrik motor.
Sejak itu,
kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor
Honda berikut
mobinya, menjadi "raja" jalanan dunia,
termasuk Indonesia.
Bagi Honda, janganlah melihat keberhasilan dalam
menggeluti industri
otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang
dialaminya. "Orang
melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi,
mereka tidak melihat
99% kegagalan saya", tuturnya. Ia memberikan
petuah ketika Anda
mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi,
mimpikanlah mimpi baru.
Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu
bisa diraih seseorang
dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun
berasal dari
keluarga miskin.
5 Resep keberhasilan Honda :
1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda.
2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan
baru, khususkan waktu
memperbaiki produksi.
3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat
kondisi kerja Anda
senyaman mungkin.
4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.
5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja
sama.
Sumber : Majalah Sukse$, Vol V/20 Juli-20 Agustus 2002/Th.1, hal
24-25.
Bill Gates : Pendiri Microsoft
Jika mendengar nama ini, orang akan langsung ingat
dua hal, yakni Microsoft dan kekayaan. Yah, memang tak bisa dimungkiri, orang
mengenal Bill Gates sebagai pendiri perusahaan piranti lunak terbesar di dunia.
Selain itu, kekayaan yang diperolehnya dari perusahaan itu telah membuatnya
jadi orang terkaya di dunia beberapa tahun berturut-turut, tanpa pernah
tergeser ke posisi kedua sekalipun. Konon, kekayaannya mencapai 71% nilai
anggaran belanja negara kita, yakni lebih dari Rp500 triliun. Sungguh fantastis!
Tapi, semua itu tentu melalui proses panjang. Semua
berawal dari impian Bill Gates saat masih muda. Ketika itu, sekitar tahun
70-an, ia yang hobi mengutak-atik program komputer memimpikan bisa menghadirkan
komputer ke rumah-rumah. Sesuatu yang dianggap sulit diwujudkan pada masa itu.
Sebab, pada tahun itu komputer masih berukuran sangat besar dan hanya
dimanfaatkan untuk hal-hal tertentu saja.
Kelahiran Seattle dari pasangan seorang pengacara
dan pegawai bank ini memang terkenal cukup ambisius. Pada saat masih sekolah
dasar, semangatnya yang cenderung menyulitkannya dalam pergaulan membuat orang
tuanya memindahkan sekolahnya ke sekolah unggulan khusus laki-laki di Lakeside
School. Di sekolah itulah ia pertama kali berkenalan dengan dunia yang
mengantarkan pada bakatnya di bidang pemrograman. Saat itu ia mengenal mesin
teletype, semacam mesin ketik yang bisa diberi program sederhana. Dari mesin
itu, kemudian dia mulai menguasai dengan baik bahasa pemrograman BASIC. Ia pun
lantas bertemu dengan komunitas penggemar program dan sering menghabiskan
waktunya berjam-jam untuk menekuni hobi tersebut.
Ayah tiga anak ini kemudian mengembangkan bakatnya
saat kuliah di Universitas Harvard. Namun, saat kuliah di universitas elit di
Amerika itu, lagi-lagi ambisi Bill Gates membuatnya lebih memilih untuk
mewujudkan impiannya, dibandingkan harus menyelesaikan studi. Ia memilih drop
out dan berkomitmen kuat untuk mewujudkan ambisinya.
Komitmen itu diwujudkan dengan ketekunan,
ketelatenan, dan keuletan, sehingga pelan tapi pasti hobinya membuat program
telah menjadi bisnis yang kian menguntungkan. Ia kemudian juga bertemu dengan
Paul Allen, rekan yang kemudian turut membantunya mewujudkan impian
menghadirkan komputer ke rumah-rumah. Duet mereka banyak menghasilnya program-program
unggulan, salah satunya MS-DOS yang kemudian banyak dipakai sebagai software di
berbagai komputer.
Berbagai inovasi tak henti dilakukannya. Hasilnya?
Seperti yang dilihat banyak orang saat ini. Impian Bill Gates telah menjadi
nyata. Hampir setiap rumah, kini mempunyai komputer. Dan, hebatnya, sistem
operasinya kebanyakan menggunakan produk Microsoft. Inilah yang membuat
pundi-pundinya terus mengembang.
Kini, dengan kekayaannya tersebut, Bill Gates dan
istrinya, Melinda, kemudian mendirikan Bill & Melinda Gates Foundation.
Yayasan bentukan Gates ini digunakan untuk berbagai kegiatan sosial. Mulai dari
menyalurkan beasiswa kepada kaum minoritas, berperang melawan penyakit seperti
AIDS dan berbagai penyakit lainnya, hingga memerangi kelaparan dan kemiskinan.
Tak tanggung-tanggung, pasangan suami istri ini menyumbangkan lebih dari US$ 5
miliar untuk kepentingan yayasan ini. Sebuah sumbangan terbesar di dunia yang
pernah diberikan pada sebuah yayasan sosial.
Sebuah impian, jika disertai dengan keyakinan kuat
dan kerja keras, serta dilandasi komitmen perjuangan tanpa henti, akan memberi
hasil yang gemilang. Bill Gates adalah bukti nyata bahwa impiannya yang pernah
dianggap mustahil, kini mampu diwujudkannya. Nilai keyakinan dan perjuangan
inilah yang bisa kita contoh dalam kehidupan kita. Selain itu, kepedulian Bill
Gates untuk berbagi juga bisa dijadikan teladan bahwa sukses akan lebih berarti
jika kita bisa saling berbagi.
Mark
Elliot Zuckerberg Pendiri Facebook
Sejak muda sudah keranjingan
komputer. Ketika di Harvard sempat jadi pemberontak dengan membuka website data
mahasiswa, ia pun diperkarakan. Lalu Facebook yang dibuatnya menggoncangkan
dunia dan membawanya menjadi anak muda terkaya di dunia.
Namanya Mark Elliot Zuckerberg,
dilahirkan di Dobb Ferry, West chester County, New York, 14 Mei 1984. Sekolah
menengah di Ardsley High School, Ardsley, New York (1998-2000) dan Phillips
Exeter Academy, Exeter, New Hamshire (2000-2002). Pendidikan universitas di
bidang psikologi, Harvard University (drop-out). Perusahaan yang dimiliki,
Facebook Inc. Kekayaan US$ 1,5 miliar (sekitar Rp 13,5 triliun), ranking ke-785
orang terkaya dunia versi Majalah Forbes 2008.
Adakah yang tidak mengejutkan dari
data tersebut? Zuckerberg baru akan genap berusia 24 tahun pada Mei ini. Ia tak
menyelesaikan kuliah di Harvard University tetapi berhasil membangun Facebook
yang membuatnya mengumpulkan kekayaan sampai Rp 13,5 triliun. Siapapun akan
menyebutnya luar biasa. “Dia adalah billionaire termuda di dunia saat ini, dan
kami yakin ia adalah billionaire ter muda sepanjang sejarah yang mengumpulkan
sendiri kekayaannya,” ujar Matthew Miller, associate editor Majalah Forbes.
Sebelum ini Forbes pernah
memasukkan anak belia di deretan orang terkaya dunia namun mereka
mendapatkannya dari warisan orangtuanya yang meninggal. Sedangkan Zuckerberg
mendapatkannya dari hasil kerjanya. Lalu majalah ini menobatkan Zuckerberg
sebagai “The Youngest `Self-made’ Billionaire on the Planet” tahun ini.
Awalnya Direktori Mahasiswa
Zuckerberg lahir di kawasan bernama Dobbs Ferry, Westchester County, kota New
York. Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara dari orang tua pasangan dokter
gigi – psikiater. Sejak kecil Zuckerberg suka mengu tak-atik komputer, mencoba
berbagai program komputer dan belajar membuatnya. Ayahnya sendiri membelikannya
komputer sejak ia beru sia delapan tahun. Saat di sekolah menengah Phillips
Exeter Academy, ia dan rekannya, D’Angelo, membuat plug-in untuk MP3 player
Winamp. Plug-in adalah program komputer yang bisa berinteraksi dengan aplikasi
host seperti web browser atau email untuk keperluan tertentu.
Zuckerberg dan D’Angelo membuat
plug-in untuk menghimpun kesukaan orang terhadap aneka jenis lagu dan kemudian
membuat play list-nya sesuai selera mereka. Mereka mengirimkan program itu ke
berbagai perusahaan termasuk ke AOL (American Online) dan Microsoft. Pada tahun
terakhimya di Phillips ia direkrut oleh Microsoft dan AOL untuk suatu proyek.
Saat melanjutkan sekolah ke
perguruan ting gi keduanya harus berpisah. D’Angelo masuk Caltech sedangkan
Zuckerberg masuk Harvard. Di Harvard inilah Zuckerberg menemukan ide membuat
buku direktori mahasiswa online karena universitasnya tak membagikan face book
(buku mahasiswa yang memuat foto dan identitas mahasiswa di universitas itu)
pada mahasiswa baru sebagai ajang pertemanan di antara mereka. Namun setiap
kali ia menawarkan diri membuat direktori itu, Harvard menolaknya. “Mereka
mengatakan punya alasan untuk tidak mengumpulkan informasi (mahasiswa) ini,”
ujar Zuckerberg kemudian.
Meski ditolak ia selalu mencari
cara untuk mewujudkannya. “Saya ingin menunjukkan kalau hal itu bisa
dilakukan,” lanjutnya soal kengototannya membuat direktori itu.
Proyek pertamanya adalah
CourseMatch (www.coursematch.com) yang memungkinkan teman-teman sekelasnya
berkomunikasi satu sama lain di website tersebut. Suatu malam di tahun kedua ia
kuliah di Harvard, Zuckerberg menyabot data mahasiswa Harvard dan memasukkannya
ke dalam website yang ia buat bernama Facemash. Sejumlah foto rekan
mahasiswanya terpampang di situ. Tak lupa ia membubuhkan kalimat yang meminta
pengun jungnya menentukan mana dari foto-foto ini yang paling “hot”.
Pancingannya mengena. Dalam tempo empat jam sejak ia meluncurkan webiste itu
tercatat 450 orang mengunjungi Facemash dan sebanyak 22.000 foto mereka buka.
Pihak Harvard mengetahuinya dan sambungan internet pun diputus. Zuckerberg
diperkarakan karena dianggap mencuri data. Anak muda berambut keriting ini pun
meminta maaf kepada rekan-rekan yang fotonya masuk di Facemash. Tetapi ia tak
menyesali tinda kannya. “Saya kira informasi seperti itu harus tersedia
(online),” ujamya.
Alih-alih kapok ia malah membuat
website baru dengan nama Facebook (www.thefacebook.com). Website ini ia
luncurkan pada Februari 2004. Facebook merupakan penyempurnaan dari Facemash.
Sasarannya tetap sebagai tempat pertemuan sesama mahasiswa Harvard. Dalam
penjelasan di website-nya sekarang disebutkan bahwa Facebook adalah suatu alat
sosial untuk membantu orang berko munikasi lebih efisien dengan rekan,
keluarga, atau rekan kerjanya. Facebook menawarkan navigasi yang mudah bagi
para penggunanya. Setiap pemilik account punya ruang untuk memajang fotonya,
teman-temannya, network, dan melakukan hal lainnya seperti bisa berkirim pesan
dan lain sebagainya.
Banyaknya aplikasi yang bisa
digunakan oleh anggotanya membuat Facebook digan drungi banyak orang. Konon
hingga saat ini sudah lebih dari 20.000 aplikasi dimasukkan ke dalam Facebook
yang bisa digunakan para anggotanya. Setidaknya 140 aplikasi baru ditambahkan
ke Facebook setiap harinya dan 95% pemilik account Facebook telah menggu nakan
minimal satu aplikasi.
Penyertaan banyak aplikasi ini
membuat Facebook berbeda dengan website jejaring sosial terdahulu seperti
MySpace. Lalu orang berbondong-bondong mengunjungi website nya dan mendaftar
jadi anggotanya. Dalam waktu dua minggu setelah diluncurkan, separuh mahasiswa
Harvard sudah memiliki account di Facebook. Ternyata tak hanya mahasiswa
Harvard yang tertarik, beberapa kampus di sekitar Harvard pun meminta
dimasukkan dalam jejaring Facebook. Ini membuat Zuckerberg kewalahan. Ia lalu
meminta bantuan dua temannya untuk ikut mengem bangkan Facebook. Dalam tempo
empat bulan Facebook sudah bisa menjaring 30 kampus. Hingga akhir 2004 jumlah
pengguna Facebook sudah mencapai satu juta.
Pengguna Facebook terus meningkat.
Malah ada sejumlah orang yang tak lagi jadi mahasiswa atau yang masih di
sekolah ingin bergabung. Tingginya desakan ini membuat Zuckerberg dan
kawan-kawan memutuskan Facebook membuka jaringan untuk para siswa sekolah menengah
(di sini SMU) pada Sep tember 2005. Tak lama kemudian mereka juga membuka
jejaring para pekerja kantoran. Kesibukan yang luar biasa ini membuat
Zuckerberg harus memutuskan keluar dari Harvard. “Apa yang saya inginkan sudah
ada di tangan. Saya tidak ingin punya ijazah kemudian bekerja. Menurut saya,
pekerjaan hanyalah untuk orang-orang yang lemah,” ujarnya pada Majalah Current.
Zuckerberg dan kawan-kawan
kemudian mengembangkan Facebook lebih jauh lagi. Pada September 2006 Facebook
membuka pendaftaran untuk jejaring umum dengan syarat memiliki email. Sejak
itulah jumlah anggota Facebook melesat.
Saat ini jumlah anggota aktifnya
mencapai 70 juta di seluruh dunia. Jejaring yang dihimpunnya mencapai enam juta
jaringan (ke lompok pertemanan) meliputi 55.000 jaringan berdasarkan demografi,
pekerjaan, sekolah, kolegial, dan sebagainya. Setiap harinya ada 14 juta foto
di-upload (dimasukkan ke Facebook). Dan dalam hal jumlah trafik pengakses
Facebook menjadi website teraktif ke-6 di dunia dan menjadi website jejaring
sosial kedua terbesar versi camScore.
Jual Saham Jadi Kaya, Jumlah
anggota Facebook yang jutaan or ang itu menjadi tambang emas yang meng giurkan.
Zuckerberg dan kawan-kawan pun menangkap peluang bisnis yang besar. Karena itu
ketika jumlah user-nya melebihi satu juta mereka menggandeng Accel Part ners,
perusahaan modal ventura, untuk membiayai pengembangannya. Modal yang
ditanamkan adalah US$ 12,7 juta. Ini adalah investasi kedua yang masuk ke
Facebook setelah sebelumnya (Juni 2004) mendapatkan dan dari pendiri PayPal
sebesar US$ 500.000. Pembenahan pertama dengan tambahan modal itu adalah dengan
meng ganti domain-nya dari www. thefacebook. corn menjadi www.facebook.com pada
Agustus 2005. Setelah itu jangkauan keanggotaannya diperluas menjadi internasional.
Hingga Desember 2005 jumlah anggotanya sudah mencapai 5,5 juta.
Meski jumlah user-nya meningkat
tajam pada tahun 2005 disebutkan Facebook menga lami kerugian sampai US$ 3,63
juta. Facebook kemudian mendapatkan dana sebesar US$ 25 juta dari Greylock Partners
dan Meritech Capi tal Partners. Dana itu digunakan untuk meluncurkan versi
mobile-nya.
Pada September 2007 Microsoft
melakukan pendekatan dan menawarinya membeli 5% saham senilai sekitar US$ 300
juta hingga US$ 500 juta. Jika nilai itu disetujui maka nilai kapitalisasi
Facebook sudah mencapai US$ 6 miliar hingga US$ 10 miliar atau sekitar Rp 54
triliun hingga Rp 90 triliun. Namun Microsoft akhirnya mengumumkan hanya
membeli 1,6% saham Facebook dengan nilai US$ 240 juta pada Oktober 2007.
Transaksi ini menunjukkan nilai kapitalisasi Facebook ternyata lebih tinggi
yaitu sekitar US$ 15 miliar (sekitar US$ 135 triliun).
Setelah itu sejumlah tawaran
mengepung Facebook. Li Ka-shing disebut-sebut ikut menginvestasinya sekitar US$
60 juta pada November 2007. Lalu ada berita yang menyebutkan Viacom, Yahoo,
Google, dan sebagainya pun ikut menawar untuk membeli Facebook. Sejauh ini
Zackerberg me ngatakan Facebook tak akan dijual.
Melesatnya bisnis Facebook membuat
Zackerberg menampuk kekayaan yang luar biasa. Majalah Forbes menyebutkan
kekayaan Zackerberg sendiri mencapai US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 13,5
triliun. Jangankan untuk anak seusia Zackerberg, untuk orang dewasa pun harta
sebanyak itu tentu jumlah yang luar biasa besar. Maka wajar jika majalah itu menobatkannya
sebagai The Youngest `Self-made’ Billionaire on the Planet.
Prestasi yang diraih Zackerberg
tak benar -benar mulus. Sejumlah perkara ia dapatkan sehubungan dengan
Facebook. Termasuk dari rekannya di Harvard yang menyebutkan rancangan Facebook
sebenarnya tiruan dari ConnectU. Namun Zackerberg tetap bergeming bahwa
Facebook merupakan hasil karyanya. Meskipun ConnectU kalah dalam persidangan
pertama, perusahaan ini mendaftarkan gugatan baru pada Maret 2008.
Kontroversi juga datang dari
negara-negara seperti Myanmar, Bhutan, Syria, Arab Saudi, Iran dan sebagainya
yang menyebutkan kalau Facebook mempromosikan serangan terhadap otoritas
pemerintahannya sehingga akses terhadap Facebook di negara tersebut ditutup.
Di tengah sejumlah kontroversi
itu, nama Facebook dan Mark Zackerberg tetap digan drungi banyak orang.
Zackerberg sendiri di tengah kepopuleran namanya dan jumlah kekayaan yang
dimilikinya, ia tetap sederhana. Ia masih tinggal di apartemen sewaan dan di
kamarnya hanya tersedia sebuah meja dan kursi. Kasurnya diletakkan di lantai.
Kala datang ke kantornya di Palo Alto, Zackerberg kerap berjalan kaki atau
mengendarai sepeda. Tak tampak sebagai miliuner (dalam US$ dol lar, tentunya)
atau triliuner (dalam rupiah).
Google
Inc
Google lahir dari sebuah pertemuan
tanpa disengaja dari Larry Page dan Sergey Brin di Universitas Stanford . Pada
Januari 1996 Lary dan Sergey mulai melakukan kolaborasi dalam pembuatan Search
Enggine yang diberi nama BackRub. 1998 Teknologi Search Enggine itu terus di
sempurnakan, keduanya mulai mencari Investor untuk mengembangkan kecanggihan
teknologi mesin pencari mereka.
Sehingga, mereka mendapatkan
suntikan dana dari Andy Bechtolsheim teman kampus sekaligus pendiri Sun
Microsystem. Sebuah cek senilai 100 ribu dolar AS, yang uniknya di cek itu
tertulis atas nama Google yang bahkan pada saat itu belum didirikan oleh Sergey
dan Larry.
Larry dan Sergey sebelumnya pernah
menawarkan kemungkinan dengan Alta Vista, tetapi ditolak dengan alasan
perusahaan induk Alta Vista yaitu Digital Equipment Corp tidak suka bergantung
pada orang dari luar perusahaan.
Investor di Silicon Valley,
Michael Moritz (Sequa Capital) dan Jhon Doer (Kleiner Perkins) yang saling
berkompetisi akhirnya bisa diyakinkan untuk menyuntik modal senilai 12,5 juta
dolar AS ke perusahaan Google yang pada 7 Desember 1998 ini didirikan.
Kantor pertamanya adalah sebuah
ruang garasi rumah teman mereka di Menlo Park, California. Pada tahun 1999,
Google pindah ke kantor di 165 University Ace Palo Alto California sebelum
akhirnya pindah ke Googleplex pada akhir tahun tersebut.
Larry dan Sergey terus menjalankan
mesin pencari Google hingga tahun 2001. Setelah itu mereka merekrut Eric E.
Schdimt untuk menjadi ketua umum dan CEO Google.
Google kini menjadi perusahaan
yang paling berpengaruh di Internet, termasuk karena Blogger.com sudah mereka
kuasai.
Googleplex menjadi tempat kerja
yang sangat nyaman, karena dilengkapi sarana dan prasarana yang lengkap seperti
kolam renang, bar, billiard room, futsal, voli pantai, makanan gratis, minuman
kesehatan cuma-cuma, dan cemilan yang melimpah. Terlebih lagi, suasana kerja
yang rileks karena karyawan google diperbolehkan untuk hanya mengenakan kaus
dan celana jeans, sehingga apabila ketika kita datang ke googleplex dan melihat
sesorang yang mengenakan pakaian resmi, jas dan sebagainya, hampir bisa
dipastikan dia adalah Tamu.
Satu lagi yang menarik, di Google
diterapkan sistem , karyawan diberikan 20 % waktu kerja mereka untuk bebas
mengerjakan apa yang di minati-nya - kira-kira dalam 1 minggu sehari. Sehingga
kreativitas karyawan meningkat, dan lahirlah seperti misal google earth dll.
Dengan begitu google sangat konsen pada Sumber Daya Manusia yang mereka miliki.
Sebuah artikel yang ditulis oleh
seorang wartawan dari Fortune, Freg Vogelstein, berjudul " Why Google
Scares Bill Gates " menjelaskan persaingan antaran Google dengan
Microsoft. Ini membuktikan betapa hebatnya google saat ini, sehingga raksasa
seperti Microsoft yang sudah berusia 25 tahun lebih, menerapkan berbagai
strategi untuk bersaing dengan google. Ini terlihat nyata, dengan rencana
Akusisi Yahoo.com oleh Microsoft baru-baru ini, meskipun akhirnya kandas.
Di balik itu, Google juga
melakukan kerja-kerja filantropis ( sosial ) dengan mendirikan Google.org. Misi
dari organisasi itu adalah membantu kampanye soal perubahan iklim, pemanasan
global, juga kesehatan dan kemiskinan global. Direktur dari Google.org ini
adalah Dr. Larry Brilliant.